Minggu, 30 Mei 2010

pengertian akuntansi syariah

1 Pengertian dan Sejarah

Ada beberapa definisi akuntansi yang dikemukakan oleh beberapa tokoh akuntansi. Beberapa diantaranya adalah :

“Akuntansi adalah seni dalam menganalisa, mencatat, menggolongkan / mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, menafsirkan dan mengkomunikasikan dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, transaksi, dan kejadian-kejadian ekonomi dari suatu entitas hukum sosial.”

“Akuntansi merupakan proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal mempertimbangkan berbagai alternatif dalam mengambil kesimpulan bagi pemakainya.”

“Akuntasi adalah bahasa bisnis yang memberikan informasi tentang kondisi ekonomi suatu perusahaan / organisasi dan hasil usaha / aktifitasnya pada suatu waktu atau periode tertentu, sebagai pertanggung jawaban manajemen serta pengambilan keputusan.”

Sedang menurut literatur Islam akuntansi (muhasabah) didefinisikan “suatu aktifitas yang teratur berkaitan dengan pencatatan transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, keputusan-keputusan yang sesuai dengan syariat, dan jumlah-jumlahnya, di dalam catatan-catatan yang representatif, serta berkaitan dengan pengukuran hasil-hasil keuangan yang berimplikasi pada transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan tersebut membantu pengambilan keputusan yang tepat.[1]

Melalui definisi ini maka dapat dibatasi bahwa karakteristik muhasabah adalah :

1. Aktivitas yang teratur.
2. Pencatatan :
1. Transaksi-transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan yang sesuai dengan hukum.
2. Jumlah-jumlahnya.
3. Di dalam catatan-catatan yang representatif.
3. Pengukuran hasil-hasil keuangan.
4. Membantu dalam pengambilan keputusan.

Mayoritas ahli sejarah akuntansi, mengira bahwa akuntansi tumbuh karena tumbuhnya serikat dagang. Pada hakekatnya tumbuhnya serikat dagang itu sebagai salah satu fenomena luasnya perdagangan tidaklah menjadi asas dalam perkembangan akuntansi. Sebab tumbuhnya serikat itu termasuk yang paling baru apabila dibandingkan dengan tumbuhnya negara itu sendiri. Sepanjang sejarah, barbagai negara seperti negeri Babil, Fir’aun dan Cina telah menciptakan, menggunakan dan mengembangkan salah satu bentuk pencatatan transaksi keuangan. Penggunaan tersebut menyerupai apa yang sekarang disebut “Maskud Dafatir” (Bookkeeping), dan bertujuan mencatat pendapatan dan pengeluaran negara.[2]

Sejarah Islam menunjukkan bahwa negara Islam telah mendahului Republik Itali sekitar 800 tahun dalam menggunakan sistem pembukuan. Selanjutnya salah satu sistem pembukuan modern yang dikenal dengan nama al Qaidul Muzdawaj yang sesuai dengan kebutuhan negara dari satu sisi, dan sesuai dengan kebutuhan para pedagang muslim disisi lain.

Di antara karya-karya tulis yang menegaskan penggunaan akuntansi dan pengembangannya di negara Islam, sebelum munculnya buku Lucas Pacioli, adalah adanya manuskrip yang ditulis pada tahun 765 H/ 1363 M. Manuskrip ini adalah karya seorang penulis muslim, yaitu Abdullah bin Muhammad bin Kayah al Mazindarani dan berjudul Risalah Falakiyah Kitab as Siyaqat. Tulisan ini disimpan di perpustakaan Sultan Sulaiman al Qanuni di Istambul Tuki. Tercatat di bagian manuskrip dengan nomor 2756, dan memuat tentang akuntansi dan sistem akuntansi di negara Islam. Huruf yang digunakan dalam tulisan ini adalah huruf arab. Tetapi bahasa yang digunakan campuran antara bahasa arab, Persia, dan Turki yang populer di Daulah Utsmaniah. Jadi buku ini ditulis lebih awal dari buku Pacioli Summa de Arithmetica, Geometria, Proportioni et Proportionalita, selama 131 tahun. Meskipun buku Pacioli yang pertama kali dicetak.[3]

Dalam buku yang masih berbentuk manuskrip itu, al Mazindarani menjelaskan hal-hal berikut[4] :

1. Sistem akuntasi yang populer saat itu, dan pelaksanaan pembukuan yang khusus bagi setiap sistem akuntansi.
2. Macam-macam buku akuntansi yang wajib digunakan untuk mencatat transaksi keuangan.
3. Cara menangani kekurangan dan kelebihan, yakni penyetaraan.

Menurutnya, sistem-sistem akuntansi yang populer saat itu (765 H/ 1363 M ) antara lain :

1. Akuntansi Bangunan
2. Akuntansi Pertanian
3. Akuntansi Pergudangan
4. Akuntansi Pembuatan Uang
5. Akuntansi Pemeliharaan Binatang

Sesungguhnya pengertian akuntansi di negara Islam hingga pengklasifikasiannya pada tahun 1924 berbeda dengan dengan apa yang ada di masyarakat lain di luar Islam. Karena pengertian akuntansi Islam atau muhasabah tidak sekedar pencatatan data-data keuangan, tetapi lebih sempurna.

Salah seorang penulis muslim menemukan bahwa pelaksanaan pembukuan yang pernah digunakan negara Islam diantaranya adalah sebagai berikut[5] :

1. Dimulai dengan ungkapan “ Bismillah”
2. Apabila di dalam buku masih ada yang kosong, karena sebab apapun, maka harus diberi garis pembatas. Sehingga tempat yang kosong itu tidak dapat digunakan. Penggarisan ini dikenal dengan nama Tarqin.
3. Harus mengeluarkan saldo secara teratur. Saldo dikenal dengan nama Hashil.
4. Harus mencatat transaksi secara berurutan sesuai dengan terjadinya.
5. Pencatatan transaksi harus menggunakan ungkapan yang benar dan hati-hati dalam menggunakan kata-kata.
6. Tidak boleh mengoreksi transaksi yang telah tercatat dengan coretan atau menghapusnya. Apabila seorang akuntan kelebihan mencatat jumlah suatu transaksi, maka dia harus membayar selisih tersebut dari kantongnya pribadi kepada kantor. Demikian pula jika seorang akuntan lupa mencatat transaksi pengeluaran, maka dia harus membayar jumlah kekurangan di kas, sampai dia dapat melacak terjadinya transaksi tersebut. Pada negara Islam, pernah terjadi seorang akuntan lupa mencatat transaksi sebesar 1300 dinar. Sehingga dia terpaksa harus membayar jumlah tersebut. Pada akhir tahun buku, kekurangan tersebut dapat diketahui, yaitu ketika membandingkan antara saldo buku dengan saldo buku bandingan yang lain, dan saldo bandingannya yang ada di kantor.
7. Pada akhir periode tahun buku, seorang akuntan harus mengirimkan laporan secara rinci tentang jumlah (uang) yang berada di dalam tanggung jawabnya, dan cara pengaturannya terhadap jumlah uang tersebut.
8. Harus mengoreksi laporan tahunan yang dikirim oleh akuntan, dan membandingkannya dengan laporan tahun sebelumnya dari satu sisi, dan dari sisi lain dengan jumlah yang tercatat di kantor.
9. Harus mengelompokkan transaksi keuangan dan mencatatnya sesuai dengan karakternya dalam kelompok sejenis. Seperti mengelompokkan dan mencatat pajak yang memiliki satu karakter sejenis dalam satu kelompok.

10. Harus mencatat pemasukan di halaman sebelah kanan dengan mencatat sumber pemasukan tersebut.

11. Harus mencatat pengeluaran di halaman sebelah kiri dan menjelaskan pengeluaran tersebut.

12. Ketika menutup saldo harus meletakkan suatu tanda khusus padanya.

13. Setelah mencatat seluruh transaksi keuangan, maka harus memindahkan transaksi sejenis ke dalam buku khusus yang disediakan untuk transaksi yang sejenis itu saja (posting ke buku besar).

14. Harus memindahkan transaksi yang sejenis itu oleh orang lain yang independen, tidak terikat dengan orang yang melakukan pencatatan di buku harian dan buku yang lain.

15. Setelah mencatat dan memindahkan transaksi keuangan di dalam buku-buku, maka harus menyiapkan laporan berkala, bulanan atau tahunan sesuai dengan kebutuhan. Pembuatan laporan keuangan itu harus rinci, menjelaskan pemasukan dan sumber-sumbernya serta pengalokasiannya. (Muhammad Al Marisi Lasyin, 1973:163-165).

2 Prinsip – Prinsip Akuntansi Islam

Prinsip-prinsip akuntansi yaitu sekumpulan petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang bersifat umum, yamg wajib diambil dan dipergunakan sabagai petunjuk dalam mengetahui dasar-dasar umum bagi akuntansi. Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah[6] :

1. Prinsip Legitimasi Muamalat yaitu sasaran–sasaran, transaksi-transaksi, tindakan-tindakan dan keputusan-keputusan itu sah menurut syariat.
2. Prinsip Entitas Spiritual adalah adanya pemisahan kegiatan investasi dari pribadi yang melakukan pendanaan terhadap kegiatan investasi tersebut.
3. Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip yang keberadaanya dapat memberikan pandangan bahwa perusahaan itu akan terus menjalankan kegiatannya sampai waktu yang tidak diketahui, dan dilikuidasinya merupakan masalah pengecualian, kecuali jika terdapat indikasi yang mengarah kepada kebalikannya. Dari prinsip ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
4. Umur perusahaan tidak tergantung pada umur pemiliknya.
5. Mendorong manusia agar salalu beramal dan bekerja keras, padahal ia mengetahui bahwa dia akan tiada suatu saat nanti.
6. Prinsip kontinuitas (going concern) merupakan kaidah umum dalam investasi.
7. Prinsip ini menjadi dasar dalam pengambilan keputusan agar perusahan terus beroperasi.
1. Prinsip Matching yaitu suatu cermin yang memantulkan hubungan sebab akibat antara dua sisi, dari satu segi, dan mencerminkan juga hasil atau dari hubungan tersebut dari segi lainnya.

3 Kaidah-Kaidah Akuntansi Islam

Kaidah adalah sejumlah hukum-hukum pelaksanaan yang bersifat rinci dan saling terkait, yang berkaitan dengan cara penerapan petunjuk-petunjuk pelaksanaan yang bersifat umum. Kaidah itu adalah[7] :

1. Kaidah obyektivitas
2. Kaidah accrual yaitu suatu kaidah yang menangani tentang penjadwalan perimbangan pemasukan dan pengeluaran, baik yang diterima atau dibayarkan maupun yang belum diterima atau dibayarkan.
3. Kaidah pengukuran
4. Kaidah konsistensi adalah kaidah yang harus dipegang untuk menetapkan bahwa data akuntansi dapat dibandingkan. Kaidah ini terkait komitmen untuk mengikuti prosedurnya sendiri.
5. Kaidah periodisitas yaitu prinsip yang keberadaannya dapat memberikan pandangan bahwa perusahaan itu melakukan pelaporan dalam tenggat waktu tertentu secara berkesinambungan dan terus – menerus.
6. Kaidah pencatatan sistematis ialah pencatatan dalam buku dengan angka atau kalimat untuk transaksi – transaksi, tindakan-tindakan, dan keputusan-keputusan yang telah berlangsung pada saat kejadiannya, secara sistematis dan sesuai dengan karakter perusahaan serta kebutuhan manajemennya.
7. Kaidah transparansi yaitu penggambaran data-data akuntansi secara amanah, tanpa menyembunyikan satu bagian pun darinya serta tidak menampakkannya dalam bentuk yang tidak sesungguhnya, atau yang menimbulkan kesan yang melebihi makna data-data akuntansi tersebut.

Menurut Muhammad Akram Khan sifat akuntansi Islam adalah :

1. Penentuan laba rugi yang tepat

Walaupun penentuan laba rugi bersifat subyektif dan bergantung nilai, kehati-hatian harus dilaksanakan agar tercapai hasil yang bijaksana (sesuai syariah) dan konsisten, sehingga dapat menjamin bahwa kepentingan semua pihak pemakai laporan dilindungi

2. Mempromosikan dan menilai efisiensi kepemimpinan

Sistem akuntansi harus mampu memberikan standar berdasarkan hukum sejarah untuk menjamin bahwa manajemen mengikuti kebijaksanaan-kebijaksanaan yang baik yang mempromosikan amal baik, serta dapat menilai efisiensi manajemen.

3.Ketaatan pada hukum syariah

Setiap aktifitas yang dilakukan oleh unit ekonomi harus dikenali halal haramnya. Faktor ekonomi tidak harus menjadi alasan tunggal untuk menentukan berlanjut tidaknya suatu organisasi, tetapi harus tetap tunduk terhadap syariat Islam.

4.Keterikatan pada keadilan

Karena tujuan utama dalam syariah adalah penerapan keadilan dalam masyarakat seluruhnya, informasi akuntan harus mampu melaporkan setiap kegiatan atau keputusan yang dibuat untuk menambah ketidakadilan di masyarakat.

5.Melaporkan dengan baik

Informasi akuntansi harus berada dalam posisi yang terbaik untuk melaporkan.

Perubahan dalam praktek akuntansi

Akuntansi harus mampu bekerjasama untuk menyusun saran-saran yang tepat untuk mengikuti perubahan.

ayam kampung dan ayam negri

mau tau serunya cerita ayam kampung dan ayam negri???

ada sebuah keluarga sedrhana yang memiliki 2 ekor ayam, yaitu ayam kampung dan ayam negri..kedua ayam tersebut sama sama diberi makan..

sewaktu ketika seoarang ayah bertanya kepada anaknya,,nak jika kamu harus memilih apa yang kamu pilih kamu memilih untuk menjadi ayam kampung atau ayam negri kemudian si anak merasa bingung menjawab pertanyaan sang ayaahh...

tak lama kemudian sang anak menjawab,,,ayah aku memilih menjadi ayam kampung saja karena menurutku ayam kampung bisa bebas kesana kemari..lau sang ayah tersenyum,,sang ayah bilang nak bukan karena ayam kampung bebas kesana kemari saja tapi kamu tahu bahwa ayam kampung memiliki fisik yang kuat dibandingkan dengan ayam negri..

perbedaaan antara ayam kampung dan negri.
ayam kampung disaat makan dia bebas mencari makanan nya sendiri bhkan keselokan atau mengkorek korek tanah mencari cacing, tapi bagaimana kalo ayam negri. ayam negri tak perlu repot mencari makan ayam negri mendapat asupan makan yang khusus dari majikann nya yang bebas dari hama dan asupan gizi yang baikk./.

dari segi tempat tinggal,,ayam kampung tidak dikhususkan selalu dikandangi saja bahkan ada ayam kampung yang hanya di ikat oleh taki rapia,,, tapi sedangkan ayam negri begitu diperhatikan kandang yang bagus serta terdapat lampu didalamyaa...

namun ini semua memang dilihat lebih nyaman jauh jelas dibanding ayam kampung tapii apa kelemahann nya ayam negri lebih sensitif dibanding ayam kampung..ayam kampung kuat bhkan jarang sakit,,tapi kalo ayam negri rentang cepat sakit fisik nya lemah..


ini semua dapat diambil falsafah nya bahwa kita sebagai manusia jangan menjadi ayam negri karena sesungguhnya pada saat itu ayam negri telah kehilangan hak asasinya..ia di rawat diberi makan secara special yang ujung2 nya hanya dimanfaat kan oleh manusia dijadikan mesinn..yaitu mesin pencipta telur serta daging ayam..

generasi muda saat ini sering hanya ingin serba yang instan tanpa mau berkeringat banting tulang merasakan usaha dan susahnya untuk bekerja..yang mereka pikirkan hanya gaji besar kerja diperusahaan besar punya jabatan harta berlimpah rumah mewah..dengan adanya ini sesungguhnya orang yang selalu hanya ingin menikmati kemewahan dan kenyaman semata sesungguhnya orang tersebut sangat jauh dari sifat rela berkorban untuk orang lain dan membantu sesama cenderung bersifat selfish atau egois..

maka dari itu jadilah kita generasi yang bermanfaat generasi yang dapat menghargai setetes keringat generasi yang maju dan berpikiran positif.

topik penelitian akuntansi

TOPIK PENELITIAN AKUNTANSI OLEH :
PEPEYIEDWITAMA




Oler, Oler and Skousen (2008 ) membagi topik penelitian akuntansi menjadi tiga topik: akuntansi keuangan, akuntansi manajerial, pengauditan, perpajakan, governance (corporate governance dan pengendalian), dan topik lain-lain (edukasi, sejarah, ujian CPA, dan sebagainya yang tidak ada di pembagian topik sebelumnya). Mereka menyatakan bahwa suatu penelitian dapat dikatakan sebagai penelitian akuntansi jika penelitian tersebut menunjukkan pengaruh kejadian ekonomi (economic events) terhadap proses pengikthisaran, analisis, pemverifikasian, dan pelaporan informasi keuangan yang terstandar, serta pengaruh dari informasi yang disajikan terhadap kejadian ekonomi (economic events).

Efendi, Mulig, dan Smith (2006) menyimpulkan bahwa terdapat kesenjangan topik penelitian antara akuntansi keuangan dengan sistem informasi. Di lingkup jurnal akademis, terjadi peningkatan pemuatan artikel dengan topik akuntansi keuangan, namun hanya sedikit artikel sistem informasi akuntansi (SIA) yang dimuat. Di lingkup jurnal profesi, justru sebaliknya. Peningkatan jumlah artikel SIA yang dimuat terjadi di lingkup jurnal profesi. Kelangsungan profesi staf pengajar di bidang SIA dapat terancam. Mereka menyebutkan pula bahwa jurnal terkenal dan terspesialisasi di bidang SIA dan teknologi informasi adalah Journal of Information Systems (JIS), Journal of Emerging Technologies in Accounting (JETA) – yang keduanya merupakan terbitan American Accounting Association (AAA), dan International Journal of Accounting Information Systems.

Indra Wijaya Kusuma (2003), mengklasifikasikan penelitian akuntansi keperilakuan ke dalam 5 (lima) kelompok schools (dasar aliran), yaitu : (1) Pengendalian manajerial, (2) Pemrosesan informasi akuntansi, (3)Perancangan SIA, (4) Pengauditan, dan (5) Sosiologi organisasional. Isu di bidang Pemrosesan Sistem Informasi Akuntasi adalah isu yang terkait dengan bagaimana pengguna (user) memproses informasi. Tema utamanya, biasanya adalah bagaimana pengguna melihat peran pengungkapan akuntansi dan informasi akuntansi. Isu Perancangan SIA adalah mengenai perilaku dalam merancang sistem informasi suatu organisasi. Isu ini agak kabur dan samar dengan isu mengenai pemrosesan informasi akuntansi. Dua topik utama dalam isu ini adalah mengenai rancangan laporan dan pemilihan kebijakan akuntansi.

Sofyan (2002) menjelaskan bahwa ruang lingkup penelitian akuntansi dapat dikelompokkan menjadi akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, pasar uang dan modal, auditing, pajak, sistem informasi akuntansi, trend baru akuntansi, serta topik lainnya.

Trend penelitian normatif akuntansi keuangan yang booming di jamannya Ball and Brown tahun 1968, mungkin yang menyebabkan akuntansi identik dengan akuntansi keuangan. Kini, topik penelitian akuntansi tidak terbatas pada akuntansi keuangan. Mudah2an saja topik-topik penelitian akuntansi selain akuntansi keuangan terus dapat eksis supaya ilmu akuntansi tetap berkembang

berbagi ahh biar seruuu

TANGGAL 29 may 2010.. hohooo god please help me i'm verry nervous..duhh ternyata memang tidak mudah yahh berdiri di depan kelas menyampaikan materi,,wowww jadi dosen seharii hahhaaa ga deh ga nyampe sehari boro cuma 20 menit heheee..makasihh pa edi sutarto yang sudah mempercayai saya mewakili temen-temen 3eb05..